Powered By Blogger

Rabu, 27 Oktober 2010

TDW Club - Soeharto Sang Penguasa Orde Baru, Layak Menjadi Pahlawan?


Soeharto Sang Penguasa Orde Baru ini masuk dalam list calon penerima gelar pahlawan yang sedang digodog Kementerian Sosial. Sudah dapat diprediksi, hal tersebut bisa mendatangkan pro kontra di masyarakat.

Salah satu pihak yang kontra adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ketua HMI M Chozin Amirullah dengan tegas menyatakan, Soeharto benar-benar tidak patut mendapat gelar pahlawan dan meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak menyetujui usulan tersebut.

“Selama berkuasanya rezim Soeharto, telah melakukan pengkhianatan terhadap nilai-nilai demokrasi dengan melalui kejahatan HAM Berat atau kejahatan terhadap kemanusiaan,”

Chozin menceritakan beberapa masalah yang diduga melibatkan Soeharto antara lain pembunuhan massal 1965, penembakan misterius, kerusuhan 13-14 Mei, Daerah Operasi Militer (DOM) Aceh, dan masih banyak lagi. Semua kasus itu, seharusnya diselesaikan di pengadilan.

“Semestinya tidak bisa dihapuskan di luar pengadilan, ataupun karena kadaluarsa,” kata Chozin.

Selain ‘daftar kejahatan’ itu, kata Chozin, Soeharto juga disebut sebagai koruptor kelas wahid di dunia. Berdasarkan laporan PBB urusan Obat-obatan dan Kriminal (UN Office on Drugs and Crime/UNODC) bersama Bank Dunia, Soeharto masuk dalam list pertama daftar koruptor terbesar di dunia.

“Akibat akutnya korupsi yang dilakukan oleh Soeharto bersama keluarga dan kroni-kroninya tersebut, saat ini budaya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) tumbuh subur dan menggurita di berbagai lini,” kata Chozin.

Karena itu, Chozin bertanya-tanya mengapa seseorang seperti Soeharto akan mendapatkan gelar pahlawan untuk negara. Jika Soeharto benar-benar menerima gelar itu, maka sama saja dengan memberikan angin segar bagi para koruptor dan para bandit yang masih berkeliaran, baik di birokrasi maupun institusi-institusi negara lainnya.

“Kami justru mempertanyakan, kenapa ‘mereka’ begitu ngotot untuk mengusulkan pemberian gelar Soeharto sesegera mungkin? Ini patut dicurigai, ada maksud apa dibalik itu?” tanya Chozin.

Jika HMI berbicara soal nama Soeharto, Ketua DPP Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin memberi pendapat tentang nama-nama yang pantas mendapat gelar pahlawan. Mereka adalah Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Munir, dan Yap Thiam Hien.

Menurut Didi, Gus Dur sangat pantas disebut pahlawan karena merupakan tokoh yang menjunjung tinggi keberagamaan. Mantan Presiden Indonesia itu menjadi orang yang paling dicari saat kaum lemah terancam dan terpojok.

“Gus Dur senantiasa menjadi tempat mereka berlindung,” kata Didi.

Sementara Munir dan Yap Thiam Hien adalah pejuang hak asasi manusia (HAM). Bahkan Didi menyebut, jika Munir masih hidup, sosoknya bisa menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau Jaksa Agung.

“Yap Thiam Hien, sepanjang hayat hidupnya berjuang menegakkan HAM. Ide-ide cemerlang dan berani pada zamannya telah menjadi inspirasi bagi kaum muda yang ingin perubahan. Cita-cita akan penegakan hukum dan HAM yang adil merupakan perjuangan panjang dan tidak pernah henti sampai akhir hayat hidupnya,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar